Pada tahun 1994 saya membeli rumah sederhana yang kreditnya dibayar lewat BTN atau sering disebut "rumah BTN". Saya sengaja pilih rumah yang letaknya dipojok atau rumah yang di hook kata orang. Saya cari yang di hook supaya saya masih punya halaman untuk bisa ditanami dengan bunga-bunga atau sayuran karena salah satu hobi saya adalah berkebun. Begitu rumah ini sudah siap saya tempati, rupanya halaman rumah saya sudah dipenuhi oleh alang-alang (ilalang). saya bersihkan ilalang ini, saya babat habis, bersih! beberapa hari kemudian eh... muncul lagi tunas ilalang ini. Saya biarkan karena saya juga sibuk kerja dari pagi sampai sore. Selang beberapa hari dan menjelang dua minggu kemudian, tunas ilalang ini muncul lebih tinggi lagi. Yahhh... sama saja donk! Ngaak ada gunanya dibabat, bahkan ilalang yang baru ini tumbuh kelihatan lebih hujau, lebih segar, tunas baru yang lebih fresh!
Tetangga bilang, coba pakai obat "pembunuh rumput" sejenis randap dengan cara disemprot. Saya coba saran tetangga, akhirnya saya semprot... dan... betul hasilnya luar biasa! Ilalang tersebut dalam hitungan hari sudah layu.. dan kering habis! Setelah itu saya bersihkan dan bakar habis alang-alang tersebut! Bersih!
Selang beberapa hari lagi, saya perhatikan lagi, eh... ternyata muncul lagi tunas baru! Bahkan ini kelihatannya makin rapet! Wuaaa.., rupanya seluruh halaman tumbuh merata, muncul sama-sama kayak dikomando, rata, kompak! Rupanya dengan cara menyemprot pakai pembunuh rumputpun tidak berhasil membunuh ilalang! Jadi gimana donk caranya?
Rupanya untuk membunuh ilalang tidak cukup hanya membatat atau membunuh batangnya saja! Tidak cukup! Hal yang perlu dilakukan adalah mencabut akarnya! Cabut akarnya maka habislah riwayatnya. Kenapa? Rupanya tunas ilalang sebenarnya menempel pada akar ilalang. Jadi walaupun batang ilalang sudah mati, sudah ditebas tetapi kalau tunasnya masih tersimpan dalam tanah maka pasti ilalang akan tumbuh lagi. Pasti!
Apa kaitan ilalang dengan masalah kita?
Pelajaran yang dapat dipetik dari cara mengatasi rumput ilalang adalah berkenaan dengan bagaimana kita mengatasi masalah hidup kita. Semua orang punya masalah, siapapun orangnya! Semua orang ingin masalahnya segera bisa diselesaikan dan cara menyelesaikannya kadang-kadang maunya adalah secara "instant." Penyelesaian masalah secara instant ini banyak kali tidak menyentuh apa yang sebenarnya menjadi pemicu masalah. Sama halnya dengan ilalang, masalah kita sebenarnya juga ada "akarnya" yaitu sesuatu yang memicu yang menjadi sumber atau penyebab timbulnya masalah. Kadang-kadang kita lupa bahwa sebenarnya masalah yang kita hadapi juga ada "akarnya." Jadi bagaimana mengatasi masalah supaya tidak menimbulkan masalah baru? Apakah selama ini kita mengatasi masalah kita tetapi ini sebenarnya hanya manunda datanganya masalah yang sama? Apa dan bagimana jalan keluarnya? Mari kita lihat uraian dibawah.
Bagaimana mencari akar masalah!
Dalam mengatasi suatu masalah, yang pertama harus dicari adalah sumber dari masalah tersebut, pemicu terjadinya masalah, penyebab asal usul terjadinya masalah, itu yang harus dicari dahulu. Sumber, asal-usul terjadinya masalah itu yang disebut sebagai akar masalah. Setelah akar masalah ini ketemu baru masalah bisa dibereskan. Dengan ditemukannya akar masalah maka masalah bisa diselesaikan secara permanen, menyeluruh dan tutas.
Contoh ilustrasi sederhana misalnya kita punya kamar mandi yang bau. Mungkin saudara bertanya mana ada kamar mandi yang tidak bau, apalagi ada WC-nya? Oh tidak selamanya demikian, kamar mandi dan WC yang memiliki sistem yang baik pasti tidak akan timbul bau yang tidak enak. Kembali ke pertananyaan tadi, bagaimana kalau sistemnya sudah benar toh masih juga bau? Bagaimana mengatasi bau yang tidak sedap ini? Cara yang cepat dan instan adalah dengan menyemprotkan parfum pewangi di kamar mandi tersebut. Maka langsung pasti baunya jadi harum semerbak, hilang bau yang tidak enak karena "ketutup" oleh bau parfum. Pertanyaannya, apakah dengan menyemprotkan parfum perwangi ke kamar mandi bisa menghilangkan bau tidak sedap tersebut? Jawabannya adalah, "Bisa..., tetapi..." Tetapi apa? Tetapi itu hanya bisa bertahan untuk sementara saja, setelah parfumnya menguap dan habis maka bau tidak sedap itu akan muncul kembali. Jadi bagaimana solusi yang permanen? Solusinya adalah dengan mencari dari mana sumber bau tadi. Mungkin ini disebabkan oleh kotoran yang menempel di dinding kamar mandi atau mungkin juga closetnya sudah kotor karena lama tidak dibersihkan, kalau begitu maka perlu yang perlu dilakukan adalah membersihkannya, menyikatnya dengan bersih. Sumber bau tadi yang perlu dihilangkan maka hilanglah bau secara permanen.
Bagaimana dengan keadaan darurat?
Memang ada suatu keadaan yang disebut sebagai keadaan yang gawat yang perlu penanganan yang cepat. Keadaan ini disebut sebagai keadaan darurat. Misalnya sedang kena kecelakaan, atau bencana alam banjir dll. Keadaan yang lebih parah dan hebat kadang-kadang diluar kendali kita atau istilahnya adalah "force mejure." Penanganan masalah ini harus dilakukan secara cepat karena bertujuan untuk mencegah agar masalah tidak menjadi lebih parah. Cara penyelesaian masalah yang demikian diperlukan penanganan yang cepat. Tetapi sebenarnya cara mengatasi masalah ini adalah hanya untuk sementara saja, namanya juga darurat! Cara ini sebenarnya tidak menyelesaikan masalah secara tuntas dan menyentuh akar masalah. Artinya dikemudian waktu jika keadaan darurat sudah bisa "dikendalikan" maka diperlukan tindak lanjut untuk menyelesaikan masalahnya agar benar-benar tidak timbul masalah baru.
Sebagai ilustrasi sederhana misalnya kalau sedang sakit gigi karena giginya berlobang (saya bukan dokter gigi, tetapi adik sepupu saya dokter gigi, jadi tahu sedikit tentang gigi). Wah... gigi sebenarnya adalah bagian dari anggota tubuh kita yang sebenarnya cukup kecil ukurannya, tetapi kalau sudah berlobang dan kuman menyerang, wah... sakitnya luar biasa! Nyut..nyut dikepala, dan tubuh bisa panas dingin. Kalau seseorang sakit gigi dan orang tersebut sudah nggak bisa tidur gara-gara nyut...nyut terus sepanjang malam. Nyut..nyut ini disebabkan karena kuman yang menyerang syaraf di dalam ronga gigi. Maka langkah pertama yang dokter gigi lakukan adalah biasanya memberi obat agar kuman tersebut tidak menyerang dan juga obat yang bisa menghilangkan rasa sakit. Jika kuman yang menyerang syaraf gigi ini "tidak aktif" lagi maka otomatis sakitnya perlahan-lahan akan hilang. Apakah cara ini sudah menyelesaikan masalah secara tuntas? Tidak! Langkah ini hanya untuk sementara saja, belum menyelesaikan masalah yang sebenarnya, karena ini langkah darurat agar si-pasien tidak sakit dan bisa istirahat. Langkah ini belum menyentuh akar masalah. Setelah rasa sakitnya hilang, kumannya tidak aktif lagi, maka HARUS ada penanganan tindak lanjut, apakah gigi yang berlobang tadi perlu dibersihkan dan masih bisa ditambal, dibuat mahkota dll. atau harus dicabut (itu dokter gigi yang lebih tahu tentunya), tetapi yang jelas penanganan darurat ini hanya berlaku untuk sementara saja dan diperlukan tindak lanjut sesudah itu untuk menangani penyebab masalah supaya masalah bisa diselesaikan secara permanen. Karena apa? Karena kalau obatnya sudah habis dan kuman-kumannya "bangun" dan menyerang lagi..., maka auuhhh nyut..nyut lagi!!
Anda punya masalah? Orang lain juga punya!
Mari kita berfikir lebih jernih, lebih dalam dan lebih jauh agar kita bisa mengatasi masalah bukan hanya pada permukaan saja tetapi benar-benar sampai menyentuh esensi yang menjadi sumber asal-usul masalah. Dalam setiap menghadapi masalah jangan hanya dilihat dari gejala yang muncul dipermukaan saja yang ditangani. Lebih dari itu perlu dilihat dan ditelusuri lebih dalam apa yang menjadi penyebab mengapa suatu masalah muncul. Dari mana asalnya, dimana sumbernya dengan demikian kita bisa "mencabut " untuk mengatasi sumber masalah dengan tuntas.
Siapapun manusia di dunia ini punya masalah. Kaya atau miskin, tua atau muda, laki-laki perempuan bahkan anak-anak kecilpun punya masalah. Jadi kalau begitu semua orang sama, ya sama semua punya masalah, yang beda adalah sikap dan cara bagaimana seseorang dalam menghadapi dan mengatasi masalahnya. Kalau Anda memiliki sikap dan cara pandang yang benar dalam mengatasi masalah, maka pasti Anda bisa mengatasinya secara tuntas.
Hadapi masalah dan jangan lari!
Apapun masalah Anda pasti ada jalan keluarnya! Carilah dan telusurilah dengan betul-betul serius dan seteliti mungkin sampai Anda berkesimpulan dan menemukannya.., ah rupanya ini akar masalahnya! Dengan begitu maka Anda bisa mengatasinya secara tuntas dan menyeluruh masalah yang Anda hadapi.
Carilah akarnya dan cabutlah maka rumput ilalang tidak akan tumbuh lagi. Masalah Anda ada akarnya carilah dan cabutlah maka masalah tidak akan tumbuh lagi! Mencabut akar masalah tidak akan menimbulkan adanya masalah baru dan juga tidak akan menunda timbulnya masalah sama. Mencabut akar masalah akan menyelesaikan masalah secara tuntas, permanen dan menyeluruh. Percayalah Anda pasti bisa melakukannya! Masih ada harapan..., masih ada harapan! Pepatah mengatan "Di balik awan gelap ada pelangi yang indah" artinya apa? Sekalipun saat ini Anda menghadi masalah yang berat, seolah-olah tidak ada jalan keluarnya, tetapi Saudara perlu tahu bahwa dibalik masalah itu ada masa yang indah yang siap menanti Anda, "pelanggi" yang indah. Jadi jangan menyerah! Tuhan tidak pernah membiarkan umatnya mendapat cobaan yang melampaui kekuatannya. Tuhan tahu bahwa Anda mampu menghadapi masalah Anda, pasti Anda mampu menghadapi itu, karena itulah Tuhan ijinkan hal itu terjadi dalam hidup Anda. Ini adalah salah satu cara Tuhan mendidik umat yang disayangi agar menjadi umat yang kuat dan tidak gampang menyerah. Hadapi masalah dan jangan lari, pasti Anda bisa mengatasinya!
07 April 2008
01 April 2008
Mindset
Pertandingan Basket NBA adalah salah satu cabang olahraga yang saya suka dan Michel Jordan dari club Chicago Bulls adalah pemain basket paforit saya. Sayang karena umurnya, maka tidak bisa dihindari ada waktunya dia harus mengundurkan diri sebagai pemain basket. Pada akhir pertandingan untuk perpisahannya dia sempat diwawancarai oleh salah satu stasiun TV, salah satu pertanyaan yang diajukan oleh si pewncara adalah apa sebenarnya yang menjadi resep kunci suksesnya selama ini. Jawaban Jordan adalah bahwa dalam setiap pertadingan selama ini dia selalu berkata kepada dirinya sendiri, "Ini adalah pertandingan terakhir kalinya, setelah ini dia tidak main lagi." Jadi karena ini adalah pertandingan terakhir kali maka dia akan bermain sebaik mungkin semaksimal mungkin dan itu yang membuat dia selalu memberikan yang terbaik. Setiap kali dia bertanding dia selalau bilang pada dirinya sendiri, "Ini pertandingan terakhir saya, ini pertandingan terakhir saya, saya harus bermain sebaik mungkin!" Pemikiran ini dia tanamkan dalam pikiran dia setiap kali dia diturunkan sebagai pemain di timnya. Inilah yang menjadi mindset dia sehingga dia berhasil menjadi salah satu pemain basket yang hebat yang pasti akan dikenang sepanjang masa!
Apa itu mindset?
Sering kali kita mendengar kata mindset tetapi mungkin kita belum tahu apa arti mindset. Mindset sebenarnya dua kata bahsa Inggris yang digabung menjadi satu yaitu "mind" dan "set". Mind berarti pikiran, akal, ingatan. Sedangkan "set" adalah kumpulan, perangkat. Jadi secara harafiah diartikan sebagai kumpulan atau perangkat pikiran atau akal atau ingatan. Tetapi sebenarnya maksudnya bukan seperti itu, tetapi yang saya maksud mindset disini adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja.
Sebagaimana difinisi mindset diatas yaitu pola pikir yang mempengaruhi pola kerja, demikian juga Michel Jordan, dalam setiap kali pertandingan basketnya, pola kerja dia dipengaruhi oleh pola pikirnya (mindsetnya). Mindsetnya adalah bahwa dalam setiap pertandingan yang dia hadapi, dia selalu bilang kepada dirinya "ini adalah pertandingan terakhir saya, jadi saya harus bermain sebaik mungkin (I will do it my best because this is my last game!)". Inilah yang memompa energi Jordan yang menyemangati untuk tidak mudah menyerah, kalimat ini kalau dia ucapkan lebih kuat pengaruhnya dari pada energi drink yang dia minum, kalimat ini seperti vitamin yang memberi tenaga, yang memberi stamina (daya tahan) dan ketahanan fisik (endurance) yang luar biasa seolah-olah tidak pernah kehabisan tenaga.
Manusia pada umumnya dalam melakukan sesuatu pasti lebih dulu orang tersebut karena didorong oleh pola berfikirnya. Jadi pola pikirlah yang menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kalau kita hendak melarang seseorang untuk tidak melakukan suatu hal atau sebaliknya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu maka hal pertama yang harus dipengaruhi lebih dulu adalah pola pikirnya, jalan pikirannya yang diubah dulu. Kita bisa saja melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau mendorong seseorang melakukan sesuatu tetapi jika tanpa merubah pola pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu perubahan hasil yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah perilakau seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti maka yang harus dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya.
Sebagai contoh misalnya kalau kita punya anak yang malas belajar dan maunya hanya main terus, dan kita ingin anak kita supaya mau rajin belajar, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah pola pikirnya mengapa belajar itu penting, yaitu dengan memberi nasehat bahwa kalau mau pinter, mau berhasil, mau jadi insinyur (kalau cita-citanya jadi insinyur) dll., kita harus menjabarkan syarat-syarat bagaimana menjadi seorang yang berhasil dan kalau perlu memberi contoh-contoh kepada anak kita tentang orang-orang yang sudah berhasil meraih cita-cita. Mereka yang sudah berhasil meraih cita-cita mereka sudah pasti mereka bekerja keras dan terbiasa mendisiplinkan diri dengan terus belajar dan bekerja giat guna meraih cita-citanya itu. Dengan melarang dan memarahi saja tidak cukup, itu hanya akan merubah cara kerja secara sementara. Kalau ada orang tuanya mau disiplin, mau belajat, giliran tidak dilihat oleh orang tuanya, maka kembali lagi ke kebiasaan jeleknya. Ini artinya apa? Ini artinya mindsetnya belum berubah. Ubahlah mindset maka berubahlah seseorang menjadi benar-benar seperti yang kita inginkan. Ubah pola pikirnya maka akan berubah pola kerjanya.
Demikian juga kalau kita hendak "menyemangati" karyawan kita dalam bekerja, maka hal pertama yang kita harus rubah, kita pengaruhi dalam diri karyawan kita adalah pola pikirnya. Bagaimana caranya? Misalnya, ajaklah dan libatkan dalam membahas suatu planning dalam bidangnya (departemennya) dan diskusikanlah bersama, libatkanlah dalam menganalisa baik-buruknya, untung ruginya, kuat dan lemahnya (strong-point dan weak point) dari rencana kerja yang telah disusun bersama tersebut. Ajaklah juga menganalisa bagaimana mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Ini akan mempengaruhi secara tidak langsung pola pikirnya yang nantinya akan berpengaruh pada pola kerjanya. Kenapa? karena karyawan kita tahu rencana yang susun, dia merasa ikut "memiliki" dihargai idenya, logika berfikirnya dll. Pola pikir berubah... pola kerja berubah!
Pendek kata pola pikirnya yang dipengaruhi dulu, maka perilaku pasti berubah. Pola pikirnya berubah, maka pola kerja juga berubah. Pasti bisa!
Apa itu mindset?
Sering kali kita mendengar kata mindset tetapi mungkin kita belum tahu apa arti mindset. Mindset sebenarnya dua kata bahsa Inggris yang digabung menjadi satu yaitu "mind" dan "set". Mind berarti pikiran, akal, ingatan. Sedangkan "set" adalah kumpulan, perangkat. Jadi secara harafiah diartikan sebagai kumpulan atau perangkat pikiran atau akal atau ingatan. Tetapi sebenarnya maksudnya bukan seperti itu, tetapi yang saya maksud mindset disini adalah pola pikir yang mempengaruhi pola kerja.
Sebagaimana difinisi mindset diatas yaitu pola pikir yang mempengaruhi pola kerja, demikian juga Michel Jordan, dalam setiap kali pertandingan basketnya, pola kerja dia dipengaruhi oleh pola pikirnya (mindsetnya). Mindsetnya adalah bahwa dalam setiap pertandingan yang dia hadapi, dia selalu bilang kepada dirinya "ini adalah pertandingan terakhir saya, jadi saya harus bermain sebaik mungkin (I will do it my best because this is my last game!)". Inilah yang memompa energi Jordan yang menyemangati untuk tidak mudah menyerah, kalimat ini kalau dia ucapkan lebih kuat pengaruhnya dari pada energi drink yang dia minum, kalimat ini seperti vitamin yang memberi tenaga, yang memberi stamina (daya tahan) dan ketahanan fisik (endurance) yang luar biasa seolah-olah tidak pernah kehabisan tenaga.
Manusia pada umumnya dalam melakukan sesuatu pasti lebih dulu orang tersebut karena didorong oleh pola berfikirnya. Jadi pola pikirlah yang menggerakkan, mendorong atau yang menjadi landasan mengapa seseorang melakukan sesuatu. Itulah sebabnya kalau kita hendak melarang seseorang untuk tidak melakukan suatu hal atau sebaliknya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu maka hal pertama yang harus dipengaruhi lebih dulu adalah pola pikirnya, jalan pikirannya yang diubah dulu. Kita bisa saja melarang seseorang untuk tidak melakukan sesuatu atau mendorong seseorang melakukan sesuatu tetapi jika tanpa merubah pola pikirnya lebih dulu maka tidak akan menghasilkan suatu perubahan hasil yang permanen atau perubahan yang berarti. Kalau kita ingin merubah perilakau seseorang dengan hasil yang lebih permanen atau lebih berarti maka yang harus dipengaruhi pertama kali adalah pola pikirnya.
Sebagai contoh misalnya kalau kita punya anak yang malas belajar dan maunya hanya main terus, dan kita ingin anak kita supaya mau rajin belajar, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah merubah pola pikirnya mengapa belajar itu penting, yaitu dengan memberi nasehat bahwa kalau mau pinter, mau berhasil, mau jadi insinyur (kalau cita-citanya jadi insinyur) dll., kita harus menjabarkan syarat-syarat bagaimana menjadi seorang yang berhasil dan kalau perlu memberi contoh-contoh kepada anak kita tentang orang-orang yang sudah berhasil meraih cita-cita. Mereka yang sudah berhasil meraih cita-cita mereka sudah pasti mereka bekerja keras dan terbiasa mendisiplinkan diri dengan terus belajar dan bekerja giat guna meraih cita-citanya itu. Dengan melarang dan memarahi saja tidak cukup, itu hanya akan merubah cara kerja secara sementara. Kalau ada orang tuanya mau disiplin, mau belajat, giliran tidak dilihat oleh orang tuanya, maka kembali lagi ke kebiasaan jeleknya. Ini artinya apa? Ini artinya mindsetnya belum berubah. Ubahlah mindset maka berubahlah seseorang menjadi benar-benar seperti yang kita inginkan. Ubah pola pikirnya maka akan berubah pola kerjanya.
Demikian juga kalau kita hendak "menyemangati" karyawan kita dalam bekerja, maka hal pertama yang kita harus rubah, kita pengaruhi dalam diri karyawan kita adalah pola pikirnya. Bagaimana caranya? Misalnya, ajaklah dan libatkan dalam membahas suatu planning dalam bidangnya (departemennya) dan diskusikanlah bersama, libatkanlah dalam menganalisa baik-buruknya, untung ruginya, kuat dan lemahnya (strong-point dan weak point) dari rencana kerja yang telah disusun bersama tersebut. Ajaklah juga menganalisa bagaimana mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Ini akan mempengaruhi secara tidak langsung pola pikirnya yang nantinya akan berpengaruh pada pola kerjanya. Kenapa? karena karyawan kita tahu rencana yang susun, dia merasa ikut "memiliki" dihargai idenya, logika berfikirnya dll. Pola pikir berubah... pola kerja berubah!
Pendek kata pola pikirnya yang dipengaruhi dulu, maka perilaku pasti berubah. Pola pikirnya berubah, maka pola kerja juga berubah. Pasti bisa!
Langganan:
Postingan (Atom)